Pagelaran Wayang Orang Semar Mbabar Kamulyan
Tradisi wayang orang sudah dimulai sejak zaman Sultan Hamangkurat I berkuasa pada tahun 1731. Wayang orang adalah wayang dimainkan oleh orang untuk memerankan tokoh yang ada dalam dunia pewayangan. Seni peran menjadi sangat penting dalam pementasan wayang orang. Selain make up yang menjadi penunjang untuk menunjukan tabiat atau karakter tokoh pewayangan tersebut.
Pagelaran wayang orang dengan judul Semar Mbabar Kamulyan digagas oleh Paroki keluarga kudus Pasar Minggu. Tekad dari Paguyuban Pecinta Budaya Jawa Paroki Keluarga Kudus Pasar Minggu utnuk melestarikan seni budaya tradisional patut mendapat acungan jempol. Banyak hal mulai dari petuah, nilai luhur dalam kehidupan yang tak pernah lekang oleh zaman.
Kebetulan tradisi menyaksikkan wayang orang bukan hal asing bagi saya. Sejak kecil, orang tua sering menonton acara wayang orang di TVRI. Tokoh Punakawan, Arjuna, Pandawa Lima, Sengkuni, Astina dan Kurawa pun masih lekat dalam ingatan saya.
Karena pekerjaan sehari hari sebagai pewarta foto olah raga membuat refleks saya terlatih dengan gerakan. Dan ternyata hal ini cukup bermanfaat ketika memotret pagelaran wayang yang jalan ceritanya belum saya ketahui.
Pagelaran wayang orang dengan judul Semar Mbabar Kamulyan digagas oleh Paroki keluarga kudus Pasar Minggu. Tekad dari Paguyuban Pecinta Budaya Jawa Paroki Keluarga Kudus Pasar Minggu utnuk melestarikan seni budaya tradisional patut mendapat acungan jempol. Banyak hal mulai dari petuah, nilai luhur dalam kehidupan yang tak pernah lekang oleh zaman.
Lokasi pertunjukkan wayang orang tersebut ternyata menyajikan pencahayaan yang cukup memadai untuk stage photography. Bahkan dengan ISO 800 saja, kamera masih mendapatkan kecepatan maksimal 1/250 dengan bukaan maksimal.
Kebetulan tradisi menyaksikkan wayang orang bukan hal asing bagi saya. Sejak kecil, orang tua sering menonton acara wayang orang di TVRI. Tokoh Punakawan, Arjuna, Pandawa Lima, Sengkuni, Astina dan Kurawa pun masih lekat dalam ingatan saya.
Karena pekerjaan sehari hari sebagai pewarta foto olah raga membuat refleks saya terlatih dengan gerakan. Dan ternyata hal ini cukup bermanfaat ketika memotret pagelaran wayang yang jalan ceritanya belum saya ketahui.