Romansa dengan Sepak Bola Eropa
Penugasan bagi seorang jurnalis foto selalu seperti 2 sisi mata uang. Bagi saya pribadi, sisi yang pertama adalah tentunya kebanggaan karena bisa dipercaya untuk memikul beban liputan yang lebih berat dan yang kedua adalah tantangan yang harus dituntaskan.
Ketika ditugaskan oleh kantor tempat saya bekerja yaitu Tabloid BOLA untuk meliput Piala Eropa 2008, 2 hal yang saya sebut di atas adalah reaksi spontan yang terlontar. Piala Eropa 2008 di Swiss dan Austria adalah sebuah event dan pesta sepak bola bagi masyarakat Eropa. Agak sedikit aneh memang, ketika saya yang berkulit sawo matang dan ras Asia tentunya harus terbang ribuan kilometer meliput pesta sepak bola bangsa lain. Hehehehehe
Piala Eropa 2008 di Swiss dan Austria akhirnya memunculkan Spanyol sebagai juaranya. Penampilan yang begitu solid dari David Villa, Iker Casillas, Fernado Torres, Xavi Hernandes dan Andres Iniesta memang membuat mereka pantas memegang trofi juara.
Stamina dan endurance adalah KATA KUNCI dalam meliput turnamen berdurasi panjang seperti Piala Eropa 2008. Kreativitas fotografis, kemampuam memahami data statistik pertandingan, pengaturan perjalanan antar kota selanjutnya menjadi hal yang tak kalah penting menyusul dua kata kunci di atas.
Pekerjaan memotret sepak bolanya sendiri mungkin hanya selama waktu pertandingan yaitu 2x45 menit tapi hampir tidak pernah dan tidak mungkin saya bisa keluar dari tempat menginap lewat dari jam 8 pagi. Setiap hari dengan membawa trolley berisi 2 bodi kamera, laptop, lensa 400mm, 17-40mm dan 70-200mm saya harus berkelana puluhan hingga ratusan kilometer dari satu kota ke kota yang lain. Bahkan adakalanya karena kereta api penuh dengan suporter, terpaksa harus memejamkan mata dan beristirahat di depan WC (toilet) umum kereta.
Pekerjaan memotret ini menjadi mengasyikkan karena selain saya mencintai fotografi juga menikmati dan menyukai sepak bola. Untungnya beberapa kali saya menemukan teman seperjalanan sesama fotografer dari Hungaria dan Jepang.
Ketika ditugaskan oleh kantor tempat saya bekerja yaitu Tabloid BOLA untuk meliput Piala Eropa 2008, 2 hal yang saya sebut di atas adalah reaksi spontan yang terlontar. Piala Eropa 2008 di Swiss dan Austria adalah sebuah event dan pesta sepak bola bagi masyarakat Eropa. Agak sedikit aneh memang, ketika saya yang berkulit sawo matang dan ras Asia tentunya harus terbang ribuan kilometer meliput pesta sepak bola bangsa lain. Hehehehehe
Piala Eropa 2008 di Swiss dan Austria akhirnya memunculkan Spanyol sebagai juaranya. Penampilan yang begitu solid dari David Villa, Iker Casillas, Fernado Torres, Xavi Hernandes dan Andres Iniesta memang membuat mereka pantas memegang trofi juara.
Stamina dan endurance adalah KATA KUNCI dalam meliput turnamen berdurasi panjang seperti Piala Eropa 2008. Kreativitas fotografis, kemampuam memahami data statistik pertandingan, pengaturan perjalanan antar kota selanjutnya menjadi hal yang tak kalah penting menyusul dua kata kunci di atas.
Pekerjaan memotret sepak bolanya sendiri mungkin hanya selama waktu pertandingan yaitu 2x45 menit tapi hampir tidak pernah dan tidak mungkin saya bisa keluar dari tempat menginap lewat dari jam 8 pagi. Setiap hari dengan membawa trolley berisi 2 bodi kamera, laptop, lensa 400mm, 17-40mm dan 70-200mm saya harus berkelana puluhan hingga ratusan kilometer dari satu kota ke kota yang lain. Bahkan adakalanya karena kereta api penuh dengan suporter, terpaksa harus memejamkan mata dan beristirahat di depan WC (toilet) umum kereta.
Pekerjaan memotret ini menjadi mengasyikkan karena selain saya mencintai fotografi juga menikmati dan menyukai sepak bola. Untungnya beberapa kali saya menemukan teman seperjalanan sesama fotografer dari Hungaria dan Jepang.